Sabtu, 15 Juni 2013

BLSM



BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat)
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah kesepakatan bersama untuk membantu rakyat kecil yang terkena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). BLSM adalah satu dari empat kompensasi yang digulirkan guna meredam dampak dari naiknya harga BBM. Sebanyak 15,53 juta keluarga miskin menjadi target penerima BLSM dan akan menerima uang tunai Rp 150.000 per bulan selama lima bulan. Selain BLSM, tiga kompensasi lainnya adalah Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan beras miskin.

Program-program tersebut akan diserahkan pada pembahasan yang berkembang di rapat-rapat komisi, Badan Anggaran, dan pemerintah. Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM terus bergulir dan akan segera diputuskan dalam waktu dekat. Pemerintah menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan keuangan negara. Menurut saya, pemberian BLSM, harus tepat sasaran dan disalurkan melalui mekanisme yang aman. Adapun cara yang harus dilakukan guna mengalirkan BLSM yang baik adalah:
1.      pertama, memperketat pengawasan dan pengendalian penyaluran BLSM agar tepat sasaran dan mencegah terjadi penyimpangan.
2.       Kedua, menyusun langkah-langkah dan pemetaan antisipasi terhadap permasalahan yang mungkin terjadi dapat menghambat pelaksanaan BLSM.
3.       Ketiga, memastikan bahwa penerima manfaat BLSM adalah masyarakat yang terkena dampak langsung kenaikan BBM.
4.       Keempat, melibatkan berbagai pihak untuk mempermudah penyaluran dan pelayanan bagi penerima manfaat program BLSM.
Pengamat menilai pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat  (BLSM) sarat muatan politis dan tidak solutif. Walaupun dana yang digelontorkan cukup besar, keuntungan yang didapat hanya bersifat sementara Bantuan tunai menurutnya lazim digunakan di banyak negara menjelang pemilu. Keuntungan politis yang didapatkan dengan cara ini dikatakan sangat besar. Pemerintah butuh solusi permanen yang bisa diandalkan untuk membantu rakyat mendapatkan BBM murah. Salah satu energi yang dipandang pro rakyat yaitu penggunaan ethanol sebagai bahan bakar. Penggunaan ethanol dapat menghemat  sekitar Rp 40 triliun dari subsidi. 
Kebijakan yang akan diberlakukan oleh pemerintah tentang kenaikan harga BBM saat ini sangat wajar dan masuk akal. Selama ini alokasi subsidi energi terutama BBM sangat membebani pemerintah yaitu Rp 193,8 triliun atau 11,5 persen dari APBN 2013 dialokasikan untuk subsidi BBM, dimana 50 persen dari subsidi BBM tersebut dinikmati oleh 20 persen orang terkaya di Indonesia. Sementara itu, hanya sekitar 2 persen dari APBN yang dianggarkan untuk Program Bantuan Sosial berbasis Rumah Tangga, seperti beras miskin (raskin), bantuan siswa miskin (BSM), program keluarga harapan (PKH), dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
Oleh karena itu, kebijakan subsidi perlu diubah dari subsidi harga komoditas menjadi program yang tepat sasaran kepada kelompk masyarakat yang lebih membutuhkan. Pengurangan subsidi BBM dalam jangka pendek akan menekan daya beli masyarakat, karena kenaikan harga BBM pasti akan berdampak pada kenaikan harga di semua aspek atau semua bidang, contohnya bahan pokok, makanan dan minuman, pakaian, dll.
Diharapkan dengan adanya BLSM ini mampu membantu masyarakat miskin atau masyarakat yang rentan tidak mempunyai daya beli dan sedikit terbantu dengan adanya BLSM ini, dan program ini diharapkan dapt meminimalisir dampak psikologis masyarakat terhadap kenaikan harga BBM yang berimbas pada kenaikan kebutuhan sehari-hari, dan harapan saya program ini tepat sasaran, yaitu masyarakat yang mendapatkan bantuan ini benar-benar masyarakat yang membutuhkan, karena apabila tidak tepat sasaran akan menimbulkan masalah sosial yang baru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar