Teleologi berasal dari
bahas kata Yunani telos (τέλος), yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos
(λόγος), perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan
segala kejadian menuju pada tujuan tertentu.
Etika teleologi mengukur baik dan buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Artinya, teleologi bisa
diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan yang
dilakukan.
Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan
mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting
adalah tujuan dan akibat. Walaupun sebuah tindakan dinilai salah menurut hukum,
tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik.
Namun dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan
yang benar menurut hukum.
Menurut
Kant, setiap norma dan dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam
setiap situasi. Jadi, sejalan dengan pendapat Kant, etika teleologi lebih
bersifat situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat
tergantung pada situasi khusus tertentu.
Contoh
dari etika teleology : Setiap agama mempunyai tuhan dan kepercayaan yang
berbeda beda dan karena itu aturan yg ada di setiap agama pun perbeda beda.
Dua aliran etika teleologi :
Dua aliran etika teleologi :
1. Egoisme
Etis
2. Utilitarianisme
3. Egoisme
Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Seseorang tidak
mempunyai kewajiban moral selain untuk menjalankan apa yang paling baik bagi
kita sendiri. Jadi, menurut egoisme etis, seseorang tidak mempunyai kewajiban
alami terhadap orang lain. Meski mementingkan diri sendiri, bukan berarti
egoisme etis menafikan tindakan menolong. Mereka yang egoisme etis tetap saja
menolong orang lain, asal kepentingan diri itu bertautan dengan kepentingan
orang lain. Atau menolong yang lain merupakan tindakan efektif untuk
menciptrakan keuntungan bagi diri sendiri. Menolong di sini adalah tindakan
berpengharapan, bukan tindakan yang ikhlas tanpa berharap pamrih tertentu.
Contoh kasus dari etika teleologi :
Contoh:1
Seorang anak mencuri
untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan
kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum sehingga etika
teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu
tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
Contoh:2
Febri merupakan seorang
yang berasal dari golongan sangat mampu. Febri mempunyai teman bernama Asep.
Asep seorang anak pertama dan berasal dari keluarga tidak mampu, pekerjaan
orang tuanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan perut. Belum lagi saudara
Asep banyak berjumlah 8 saudara. Walaupun begitu Asep mempunyai cita-cita
tinggi yaitu ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi ternama di luar
negeri. Tetapi sayang, cita-citanya mesti terhalang oleh tingginya biaya yang
mesti dikeluarkan. Febri tau hal ini dan ingin memberikan bantuan pada Asep.
Tetapi Febri sadar keinginan tersebut terhalang oleh orang tuanya yang tidak
bersedia meminjamkan karena keluarganya walaupun sangat mampu tapi sangat
pelit. Alhasil, Febri berbohong pada orang tuanya dengan alasan yang Febri
buat. Akhirnya Febri diberikan uang. Lalu ia memberi uang tersebut kepada Asep.
Asep sangat berterimakasih karena berkat bantuan yang diberikan cita-cita Asep
dapat tercapai. Berbohong merupakan perbuatan yang buruk. Tetapi, akibatnya
adalah kebaikan, kenapa dikatakan sebagai kebaikan karena berbohong untuk
membantu orang yang tidak mampu.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar