PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu
sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks,
pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat
alih pengetahuan dan keahlian teknologi. Dalam meningkatkan kepuasan pemakai
jasa, rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan
harapan pelanggan yang dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas kinerja
(Zahriany, 2009).Kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam suatu
organisasi. Kinerja secara umum dipahami sebagai suatu catatan keluaran hasil
padasuatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktivitas kerjanya, dalam suatu
periode waktu tertentu (Ilyas, 1999). Secara lebih singkat kinerja disebutkan
sebagai suatu kesuksesan di dalam melaksanakan suatu perkerjaan (As’ad,2000).Prawirosentono
(1999) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil karya yang dapat dicapai
seseorang atau kelompok dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral dan etika. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh
karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan
standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Paradigma lama telah
bergeser menjadi paradigma baru yang ditandai dengan pengelolaan suatu
organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan pelayanan yang
handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja yang mengglobal, tak
terkecuali pada sektor kesehatan. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur tingkat
kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, kepuasan pasien merupakan satu elemen
yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana
respon pasien setelah menerima jasa. Perbaikan kualitas jasa pelayanan
kesehatan dapat dimulai dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan
dalam membentuk kepuasan pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki
melalui jalur klinis, layanan, termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik
jasa pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan. Secara konseptual, kepuasan
didefinisikan sebagai suatu reaksi konsumen terhadap pelayanan yang diterima
dan ditinjau berdasarkan pengalaman yang dialami. Selain itu, kepuasan juga mempertimbangkan
tentang apa yang dirasakan oleh pasien. Konsumen akan memberikan penilaian
tentang suatu fitur layanan yang diberikan, dengan menyediakan sesuatu yang
menyenangkan mulai dari level yang paling bawah hingga yang paling atas.
Bendall-Lyon (2004) mengevalusi struktur dan komponen kepuasan pasien terhadap
pelayanan di rumah sakit. Mereka mendefinisikan struktur pelayanan sebagai
lingkungan dan fasilitas secara fisik dimana pelayanan tersebut diberikan.
Kepuasan ditunjukkan oleh sikap pasien setelah menerima pelayanan medis dari
pihak rumah sakit. Jika pasien merasa pelayanan yang diberikan sesuai dengan
harapannya, maka biasanya akan memberitahukan sistem pelayanan yang diperoleh
ke orang lain yang dikenalinya. Kepuasan pasien direlasikan sebagai bentuk
kepuasan secara menyeluruh dengan tujuan untuk merekomendasikan rumah sakit
tersebut kepada orang lain (word of mouth). Selain itu, kepuasan juga
dihubungkan dengan perilaku pasien. Perilaku inilah yang akan dinilai
menggunakan model disconfirmation of expectation. Pada model ini, pasien akan
membandingkan pengalaman terhadap harapan yang diinginkan atau membandingkannya
dengan pelayanan yang diberikan dari pihak rumah sakit. Berdasarkan uraian
diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui faktor-faktor
yang menimbulkan ketidakpuasan pasien atas pelayanan yang diterima dari RSU Haji
pondok gede. Untuk melakukan pengujian terhadap penelitian ini, maka digunakan
metode Structural Equation Modelling (SEM), karena metode ini dianggap mampu
menunjukkan keterkaitan secara simultan antara variabel-variabel indikator
(yang teramati secara langsung) dengan variabel-variabel laten (yang tidak
dapat teramati secara langsung).
1.2 perumusan masalah
·
Bagaimana
karakteristik segmen pasar dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok Gede?
·
Bagaimanakah
segmen pasar RS Haji Pondok Gede?
·
Bagaimanakah
preferensi dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok Gede?
·
Apa faktor-faktor
yang mempengaruhi responden dalam memilih RS Haji Pondok Gede?
·
Bagaimanakah
strategi pemasaran RS Haji sesuai dengan segmentasi pasar dan perilaku pasien terhadap RS Haji di
tinjau dari faktor demografi (umur,jenis
kelamin,pekerjaan,penghasilan,dan agama) , geografi (daerah tempat tinggal) dan
psikografi (persepsi dan preferensi)?
·
Bagaimanakah
target pasar RS Haji yang paling sesuai bagi pengembanganRS Haji kedepan?
1.3 tujuan penelitian
·
Untuk
mengetahui karakteristik segmen pasar dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok gede.
·
Untuk mengetahui
segmen pasar RS Haji Pondok Gede.
·
Menganalisis
preferensi dan sumber informasi
pasien tentang RS Haji Pondok Gede.
·
Menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi
responden memilih RS Haji Pondok Gede.
·
Menyususn
formulasi strategi pemasaran RS Haji sesuai dengan segmentasi pasar dan perilaku pasien terhadap RS Haji di
tinjau dari faktor demografi (umur,jenis
kelamin,pekerjaan,penghasilan,dan agama) , geografi (daerah tempat tinggal) dan
psikografi (persepsi dan preferensi)?
·
Untuk mengetahui
bagaimana target pasar RS Haji yang paling sesuai bagi pengembangan RS Haji
kedepan.
1.4 Manfaat penelitian
·
Dapat menjadi literatur
bagi kepentingan akademis, praktis yang
ingin memahami tentang segmentasi dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok
Gede.
a. Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu :
untuk memberikan kontribusi keilmuan khususnya mengenai kajian segmentasi
pasar. Selain itu, penelitian ini juga berupaya menambah kajian mengenai
perkembangan RS Haji di Indonesia kususnya di RS Haji Pondok Gede.
b. Manfaat praktisi dari penelitian ini yaitu :
untuk membantu RS Haji untuk lebih tepat dalam menganalisis segmentasi pasarnya
dan membidik pelanggan potensialnya.
·
Mampu memberi
rekomendasi strategi pemasaran RS Haji sesuai dengan segmentasi pasar beserta
dengan karakteristik dan perilaku
pasienya.
LANDASAN TEORI
2.1 kerangka teori
Segmentasi pasar adalah kegiatan
membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang
berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang
mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar
juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para
pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Bagi
sebagian perusahaan pasar dapat di kelompokkan menjadi dua segmen pasar utama yaitu:
§ Konsumen akhir atau consumers market
Membeli produk untuk mereka konsumsi
sendiri atau bersama keluarganya.jumlah
produk yang di beli tiap kali pembelian tidak banyak dan membeli produk di saat
memerlukan.
Contoh:ibu rumah tangga.
§ Pembeli institutional, institutional buyers
atau industrial market.
Membeli produk tidak untuk di konsumsi sendiri,melainkan
untuk tujuan lain misalnya di pergunakan
sebagai peralatan operasional organisasinya, di peroses lebih lanjut
atau di perdagangkan kembali secara menguntungkan.
Contoh:
badan-badan pemerintah,
perusahaan swasta dan pemerintah, pabrik,dll.
Dalam
buku Marketing An Introduction, Philip Kotler dan Gary Amstrong membagi segmen
pasar tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan empat macam kriteria yang
berikut :
•
Faktor Geografis (Geographic)
•
Faktor Demografis (Demographic)
•
Faktor Psikhografis (Psychographic)
•
Faktor sikap atau perilaku konsumen (Consumers Behavioristic)
1.
Segmentasi Pasar Secara Geografis
Secara
geografis pasar dapat dikelompokan menjadi beberapa segmen yaitu segmen pasar
internasional, nasional, lokal, dalam dan luar kota.
2.
Segmentasi Pasar Secara Demografis
Dapat
dibedakan menurut umur, gender, suku, ras,r agam, latar belakang pendidikan,
pekerjaan, jabatan dan jumlah anggota keluarga. Faktor demografis mempunyai pengaruh
besar terhadap jenis dan tingkat
mendesaknya kebutuhan barang dan jasa. Dengan demikian faktor demogarfis akan
mempengaruhi jenis dan jumlah barang
atau jasa yang dibeli setiap golongan konsumen. Tidak hanya itu faktor
demografis pun akan mempengaruhi selera, cita rasa, gaya hidup dan pola
konsumsi masing – masing segmen pasar secara demografis.Karena perbedaan
selera, gaya hidup, cita rasa yang disebabkan adanya perbedaan gender yang
sudah sejak lama .
Secara
demografis para pembeli intitusional
dapat di bedakan dalam beberapa jenis segmen pasar berdasarkan kriteria:
§ Sector industri dimana mereka berusaha,
§ Skala usaha bisnis mereka (kecil, menengah, atau besar ) dan
§ Lokasi usaha mereka.
3.
Segmentasi Pasar Secara Psikhografis
Yang
termasuk dalam faktor psikogarfis adalah penggolongan sosial, gaya hidup, dan pola
konsumsi.
Ketiga
faktor psikografis tersebut mempengaruhi kebutuhan, pola konsumsi, dan
keinginan seseorang untuk memiliki barang dan jasa.
4.
Segmentasi Pasar Secara Behavioristik
Dalam
segmentasi pasar secara behavioristik konsumen dibagi menjadi beberapa segmen
pasar berdasarkan jadwal pemakain produk, manfaat yang ingin diperoleh, status
pemakai, intensitas konsumsi, kesetiaan, dan kesiapan membeli.
Dalam penetapan segmentasi pasar, terdapat beberapa hal yang
menjadi dasarnya yaitu:
Dasar–dasar
segmentasi pada pasar industri
·
Tahap 1, yaitu menetapkan segmentasi
makro, yakni pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
·
Tahap 2, yaitu sikap terhadap penjual,
ciri–ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
·
Dapat diukur
·
Dapat dicapai
·
Cukup besar atau cukup menguntungkan
·
Dapat dibedakan
·
Dapat dilaksanakan
Pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap
pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi
pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
·
Pemasaran massal
Pemasaran
massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk
produk yang sama dalam cara yang
hampir sama keseluruh konsumen.
·
Pemasaran segmen
Pemasaran
segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku
pembelian.
·
Pemasaran ceruk
Pemasaran
ceruk (marketing niche) berfokus pada sub-group di dalam
segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefiniskan dengan lebih
sempit.
·
Pemasaran mikro
Praktik
penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu
atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan
pemasaran individu.
Manfaat
dari segmentasi pasar adalah:
·
Penjual
atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih
kesempatan-kesempatan pemasaran.
·
Penjual
atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang
berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada
berbagai segmen.
·
Penjual
atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
Keriteri
yang di gunakan dalam analisis segmentasi pasar
§ Jumlah potensi pemerintah tiap segmen pasar
dan tingkat pertumbuhan.
§ Tingkat persaingan pasar.
§ Perbandingan antara manfaat yang di peroleh
perusahaan dan tambahan biaya yang di tanggung.
§ Kekuatan dan kelemahan perusahaan, termasuk
kemampuan sumber daya dan dana yang mereka miliki.
§ Tujuan jangka menengah perusahaan.
§ Kemampuan
menghimpun dana tambahan.
Dalam
melakukan segmentasi pasar , ad 4 langkah yang harus di ambil (Hawkins
dkk,1998):
·
Mengidentifikasi
perangkat kebutuhan produk
·
Mengelompokkan
konsumen yang memiliki perangkat kebutuhan yang serupa.
·
Mendeskripsikan
setiap tkelompok.
·
Memilih satu
(atau lebih) segmen yangakan dilayani.
Segmentasi dan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
·
Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
·
Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat
tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.
Penggunaan segmentasi dalam strategi
pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat
maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
·
Measurable : Ukuran, daya beli, dan
profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
·
Accessible : Segmen pasar harus dapat
dijangkau dan dilayani secara efektif.
·
Substantial : Segmen pasar harus cukup
besar dan menguntungkan untuk dilayani.
·
Differentiable : Segmen-segmen dapat
dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap
elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·
Actionable : Program yang efektif dapat dibuat
untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
·
Langkah
dalam mengembangkan segmentasi yaitu
·
Mensegmen pasar menggunakan
variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari,
dan situasi pemakaian.
·
Mendeskripsikan segmen pasar yang
diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu
perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara
berkomunikasi dengan konsumen.
2.2 Kerangka
pemikiran penelitian
3.1 METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan survey deskriptif untuk mengidentifikasi
dan menjelaskan karakteristik segmentasi pasar dan profil segmen pasar pengguna
jasa pelayanan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede.
Populasi penelitian ini adalah semua pasien
rawat inap di Rumah Sakit Haji Pondok Gede selama penelitian dilakukan. Dengan
rata-rata kunjungan pasien rawat inap perbulannnya 373 orang (Profil Haji
Pondok Gede,2011).
Sampel
penelitian adalah pasien rawat inap yang ditemui selama penelitian
dilakukan.Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, dilakukan
dengan mengambil responden pasien rawat inap yang kebetulan ada saat penelitian
ini berlangsung.Jumlah sampel yang berhasil didapatkan selama 5 Desember hingga
31 Desember 2012 sebanyak 182 responden.
Data primer diperoleh melalui teknik wawancara
dengan bantuan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran
terhadap laporan dan dokumen milik Rumah Sakit Haji Pondok Gede.
Data yang terkumpul, ditabulasi untuk
selanjutnya dikelompokkan berdasarkan karakteristik masing-masing variabel kemudian
dianalisis dengan menggunakan pendekatan segmentasi pasar.Pendekatan ini
menggunakan teknik klaster non hirarkis berupa K-Mean klaster dengan bantuan
perangkat lunak SPSS 16 untuk menganalisis perbedaan karakteristik antara
masing-masing segmen.
Hasil Penelitian
1. Segmentasi Pasar Berdasarkan
Karakteristik Demografi
Usia responden sebagian besarberada
pada rentang usia 25 sampai 31tahun yakni sejumlah 100 orang (54,9%)diikuti
kelompok usia 32-38 tahun sebanyak 48 orang (26,4%), 18 sampai 24 tahun
sebanyak 30 orang (16,5%), dan persentase terkecil terdapat pada kelompok usia
39 sampai 45 tahun sebanyak 4 orang(2,2%).
Tingkat
pendidikan responden, sebagian besar(47,3%) berpendidikan SMA, diikuti tingkat
pendidikan SMP (28,0%), Perguruan Tinggi(12,6%), SD (9,3%), dan tidak tamat SD
sebanyak 2,7%. Pekerjaan responden umumnya adalah IRT yakni sebanyak 61,5%,
diikuti Pegawai Swasta sebanyak 13,2%, PNS/TNI/Polri sebanyak 8,8%,
honorer/Buruh sebanyak8,2%, dan terkecil Petani/Penambak/Nelayan sebanyak
0,5%.Tingkat pendapatan keluarga sebagian besar berada pada kelompok pendapatan
menengah ke bawah, yakni sebanyak36,8% memiliki pendapatan antara Rp.1.000.000
sampai Rp. 1.500.000,
2.
Segmentasi Pasar Berdasarkan
Karakteristik Geografi
Dilihat
dari lokasi tempat tinggal dan status tempat tinggal responden umumnya
merupakan masyarakat Kota Jakarta yakni sebanyak 90,1% dan yang berasal dari
luar kota Jakarta hanya sebanyak 9,9%.
Responden yang berasal dari luar kota
Jakarta umumnya merupakan penduduk bekasi Sedangkan dari status tempat tinggal,
sebagian besar responden telah memiliki rumah sendiri (61,5%),tinggal di rumah
keluarga sebanyak19,2%, rumah kontrakan (13,7%), dan sebanyak 5,5% tinggal di
rumah dinas.
3. Segmentasi Pasar Berdasarkan Karakteristik
Psikografi
Semua
responden sangat termotivasi untuk menggunakan jasa pelayanan RS Haji Pondok
Gede karena beberapa alasan sebagai berikut: memiliki Bidan yang ahli dan professional
(100%), memiliki tenaga dokter ahli dan professional (99,5%), pelayanannya baik
dan cepat (99,5%), tenaga kesehatan yang ramah dan professional (98,4%), tarif
yang terjangkau (92,3%), memiliki sarana dan prasarana yang baik dan lengkap
(90,7%), kebersihan dan kenyamanan rumah sakit (88,5%),adanya keringanan dalam
pembayaran (84,1), menggunakan fasilitas jaminan kesehatan (81,3%),dan Faktor
lainnya seperti dirujuk dokter (69,2%), letak rumah sakit dekat dan strategis
(63,2%),dan. Ke-sebelas faktor tersebut mendapatkan penilaian baik oleh pasien
dengan kisaran antara 63,2% sampai100%.
Persepsi responden terhadap Rumah Sakit Haji
Pondok Gede lihat dari jawaban responden yang menilai bahwa Rumah Sakit Haji Pondok Gede memiliki Citra rumah sakit
yang memiliki Dokter, Bidan dan Perawat lengkap (99,5%), pelayanan yang
terampil professional dan ramah (98,4%), tarifnya sesuai pelayanan yang
diterima (97,8%), prosedur penerimaan dan pemulangan mudah (97,8%), melayani
jaminan kesehatan (95,1%), kebersihan dan kerapihan ruangan terjaga (90,1%),
fasilitas lengkap (89,6%), dan pembayaran yang dapat dicicil (26,4%).Sumber informasi
tentang RS Haji Pondok Gede dan pelayanannya umumnya bersumber dari rujukan
dokter dan keluarga atau teman.
4.
Segmentasi Pasar Berdasarkan Karakteristik Perilaku
Cara
pembayaran jasa pelayanan RS Haji Pondok Gede mayoritas responden melalui JPKM
(43,4%), asuransi kesehatan (24,7%), tunai (18,7) dan jaminan perusahaan
(13,2%).Umumnya responden melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat di
apotek/toko obat dan menggunakan jasa pelayanan Puskesmas dan pada saat
menderita sakit ringan dan sedang.
Pada
kondisi sakit berat,umumnya responden (individu dan keluarga) menggunakan jasa
pelayanan rumah sakit.Frekuensi pemanfaatan RS Haji Pondok Gede oleh individu
adalah: 1 sampai 2 kali sebanyak 86,8%; 3 sampai 4 kali sebanyak 12,6%; 5
sampai 6 kali hanya 0,5%.Sedangkan keluarga responden adalah: 1 sampai 2 kali
sebanyak 61%; 3 sampai 4 kali sebanyak 17%; 5 sampai 6 kali sebanyak 6%; lebih
dar 6 kali sebanyak 1,6%; dan tidak pernah sama sekali sebanyak 14,3%. Perilaku
responden ketika sakit berupaya melakukan pengobatan ke dokter ketika sakit
sedang maupun berat namun dalam jumlah frekuensi yang berbeda-beda. Mayoritas
diantara mereka tidak pernah ke dokter ketika sakit ringan 82 orang (45,1%).
Ketika sakit sedang dan berat mayoritas mereka kadang-kadang ke dokter dengan
jumlah masing-masing 83 orang (45,6%) dan 82 orang (45,1%).
Untuk mengetahui jumlah dan
keanggotaan segmen pasar yang terbentuk, dilakukan analisis klaster.Analisis
klaster adalah berkenaan dengan obyek-obyek yang memiliki kemiripan karakteristik.Obyek
yang karakteristiknya berbeda secara ekstrim dengan obyek yang lainnya tidak
dapat memberikan sumbangan terhadap kesamaan (similarlity) sebagai dasardalam
melakukan pengelompokan obyek.Obyek yang berbeda secara ekstrimdengan obyek
lainnya dinamakan dengan outliers.Kehadiran outliers akan sangat mengganggu
hasil analisis data, sehinggaharus dikeluarkan dari analisis. Hasil ujistatistik
dan output analisis klaster hirarkhis dalam bentuk diagram dendogram
menunjukkan bahwa dari 182responden penelitian, tidak ada satupun obyek/responden
yang karakteristiknya berbeda secara ekstrim dengan responden lainnya. Artinya,
dari 182 responden penelitian ini tidak ada satupun yang dikeluarkan dari
analisis.Berdasarkan skedul aglomerasi,memperlihatkan bahwa solusi tiga segmen
merupakan yang terbaik dan menghasilkan keanggotaan segmen sebagai berikut:
a. Segmen I beranggotakan responden no:
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 23, 25, 27, 28, 30, 31, 34, 35, 36, 39, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 48, 49,
50, 51, 52, 53, 55, 56, 58, 62, 63, 64, 68, 72, 82, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90,
91, 92, 93, 94, 97, 98, 102, 104, 105, 106, 107, 108, 110, 111, 114, 118, 119,
120, 121, 123, 124, 125, 126, 131, 132, 133, 137, 138, 143, 144, 145, 146, 147,
148, 150, 153, 157, 159, 160, 163, 164, 166, 167, 169, 174, 176, 177.
b. Segmen II beranggotakan responden no:
3, 4, 12, 22, 24, 26, 29, 32, 33, 37, 38, 42,
43, 54, 130, 134, 135, 141, 142, 149, 151, 156, 162, 165, 170, 179, 180, 182.
c. Segmen III beranggotakan:
8, 11, 21, 57, 59, 60, 61, 65, 66, 67, 69, 70,
71, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 83, 95, 96, 99, 100, 101, 103, 109,
112, 113, 115, 116, 117, 122, 127, 128, 129, 136, 139, 140, 152, 154, 155, 158,
161, 168, 171, 172, 173, 175, 178, 181.
Hasil
analisis k-mean klaster juga mendapatkan ukuran klaster sebagai berikut: segmen
I sebanyak 100 orang, segmen II sebanyak 28 orang, dan segmen III sebanyak 54
orang.
Dilihat dari jumlah anggota masing-masing
segmen tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa ukuran relatif dari
masing-masing segmen yang terbentuk cukup besar, sehingga solusi penetapan
jumlah tiga segmen untuk segmentasi pasarRS Haji Pondok Gede, sangat baik.
Hasil uji ANOVA memperlihatkan 19 karakteristik yang nilai signifikansinya
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti terdapat 19 karakter yang berbeda antara
segmen.Karakteristik dari masing-masing segmen, memperlihatkan bahwa:
segmen I umumnya merupakan masyarakat Kota Jakarta
yang berada pada rentang umur 25-31 tahun.Berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan, status tempat tinggal, pendapatan, maka status sosial anggota
segmen ini diduga merupakan kelompok masyarakat menengah.
Segmen
II umumnya adalah masyarakat Kota JAKARTA yang berada pada rentang umur 25-31
tahun.Berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status tempat tinggal,
dan pendapatan maka status sosial, anggota segmen ini diduga merupakan kelompok
masyarakat menengah ke bawah
Segmen
III umumnya adalah masyarakat kota JAKARTAyang berada pada kelompok umur 25-31
tahun. Anggota segmen ini umumnya merupakan karyawan swasta.Berdasarkan jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, status tempat tinggal, dan pendapatan keluarga,
maka status sosial anggota segmen ini diduga merupakan kelompok menengah ke
atas.
Kesimpulan
1. Segmen pasar pengguna jasa
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik
demografi adalah memiliki umur 25-31 tahun (54,9%), pendidikan SMA/sederajat
(47,3%), pekerjaan IRT (61,5%), pendapatan Rp. 1.000.000- Rp.1.500.000,-
(36,8%) dan ukuran keluarga 3-4 orang (48,9%)
2. Segmen pasar pengguna jasa
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik geografi
adalah tinggal di dalam kota Jakarta (90,1%) dan memiliki status tempat tinggal
di rumah sendiri (61,5%)
3. Segmen pasar pengguna jasa
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik psikografi adalah
termotivasi memanfaatkan pelayanan rumah sakit tersebut karena pelayanan baik
dan cepat
4. Segmen pasar pengguna jasa
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik
perilaku adalah melakukan pembayaran jasa RS melalui JPKM (43,4%), ketika menderita
sakit ringan (49,5%) membeli obat di Apotek/toko obat, dan sakit sedang (65,9%)
ke puskesmas, ketika sakit berat memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah
sakit (80,2%)
5. Berdasarkan karakteristik pengguna
jasa pelayanan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede teridentifikasi tiga segmen
pasar yaitu segmen I: hospital aversion (54,9%), segmen II: health care
minimizer (15,4%), segmen III: health care maximizer (29,7%).
Saran
Strategi pemasaran Rumah Sakit Haji
Pondok Gede dapat diarahkan pada segmen III (Health Care Maximizer).
Dengan mengetahui segmen pasar yang akan dimasuki, maka upaya promosi yang
dilakukan sebaiknya difokuskan pada segmen tersebut karena segmen pasar
tersebut merupakan pasar potensial untuk menjadi konsumen yang menguntungkan.
Link Jurnal :
Jurnal :
Sumber :
Sutojo, Siswanto. Manajemen Pemasaran
Untuk Eksekutif Non-Eksekutif, Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka, 2009.