Kamis, 31 Oktober 2013

Analisis Penentuan Segmentasi Pasar dan Perilaku Pasien Terhadap RS Haji Pondok Gede




PENDAHULUAN
1.1  latar belakang
Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif kompleks, pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan keahlian teknologi. Dalam meningkatkan kepuasan pemakai jasa, rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan yang dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas kinerja (Zahriany, 2009).Kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam suatu organisasi. Kinerja secara umum dipahami sebagai suatu catatan keluaran hasil padasuatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktivitas kerjanya, dalam suatu periode waktu tertentu (Ilyas, 1999). Secara lebih singkat kinerja disebutkan sebagai suatu kesuksesan di dalam melaksanakan suatu perkerjaan (As’ad,2000).Prawirosentono (1999) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil karya yang dapat dicapai seseorang atau kelompok dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi sesuai ­­dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Paradigma lama telah bergeser menjadi paradigma baru yang ditandai dengan pengelolaan suatu organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan pelayanan yang handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja yang mengglobal, tak terkecuali pada sektor kesehatan. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur tingkat kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, kepuasan pasien merupakan satu elemen yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon pasien setelah menerima jasa. Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai dengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur klinis, layanan, termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan. Secara konseptual, kepuasan didefinisikan sebagai suatu reaksi konsumen terhadap pelayanan yang diterima dan ditinjau berdasarkan pengalaman yang dialami. Selain itu, kepuasan juga mempertimbangkan tentang apa yang dirasakan oleh pasien. Konsumen akan memberikan penilaian tentang suatu fitur layanan yang diberikan, dengan menyediakan sesuatu yang menyenangkan mulai dari level yang paling bawah hingga yang paling atas. Bendall-Lyon (2004) mengevalusi struktur dan komponen kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit. Mereka mendefinisikan struktur pelayanan sebagai lingkungan dan fasilitas secara fisik dimana pelayanan tersebut diberikan. Kepuasan ditunjukkan oleh sikap pasien setelah menerima pelayanan medis dari pihak rumah sakit. Jika pasien merasa pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapannya, maka biasanya akan memberitahukan sistem pelayanan yang diperoleh ke orang lain yang dikenalinya. Kepuasan pasien direlasikan sebagai bentuk kepuasan secara menyeluruh dengan tujuan untuk merekomendasikan rumah sakit tersebut kepada orang lain (word of mouth). Selain itu, kepuasan juga dihubungkan dengan perilaku pasien. Perilaku inilah yang akan dinilai menggunakan model disconfirmation of expectation. Pada model ini, pasien akan membandingkan pengalaman terhadap harapan yang diinginkan atau membandingkannya dengan pelayanan yang diberikan dari pihak rumah sakit. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan pasien atas pelayanan yang diterima dari RSU Haji pondok gede. Untuk melakukan pengujian terhadap penelitian ini, maka digunakan metode Structural Equation Modelling (SEM), karena metode ini dianggap mampu menunjukkan keterkaitan secara simultan antara variabel-variabel indikator (yang teramati secara langsung) dengan variabel-variabel laten (yang tidak dapat teramati secara langsung).


1.2  perumusan masalah
·         Bagaimana karakteristik segmen pasar dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok Gede?
·         Bagaimanakah segmen pasar  RS Haji Pondok Gede?
·         Bagaimanakah preferensi dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok Gede?
·         Apa faktor-faktor yang mempengaruhi  responden dalam  memilih RS Haji Pondok Gede?
·         Bagaimanakah strategi pemasaran RS Haji sesuai dengan segmentasi pasar  dan perilaku pasien terhadap RS Haji di tinjau dari faktor  demografi (umur,jenis kelamin,pekerjaan,penghasilan,dan agama) , geografi (daerah tempat tinggal) dan psikografi (persepsi dan preferensi)?
·         Bagaimanakah target pasar RS Haji yang paling sesuai bagi pengembanganRS Haji kedepan?

1.3  tujuan penelitian
·         Untuk mengetahui  karakteristik segmen pasar  dan perilaku pasien  terhadap RS Haji Pondok gede.
·         Untuk  mengetahui  segmen pasar RS Haji Pondok Gede.
·         Menganalisis preferensi dan sumber informasi  pasien  tentang  RS Haji Pondok Gede.
·         Menganalisis faktor-faktor  yang mempengaruhi responden memilih RS Haji Pondok Gede.
·         Menyususn formulasi strategi pemasaran RS Haji sesuai dengan segmentasi pasar  dan perilaku pasien terhadap RS Haji di tinjau dari faktor  demografi (umur,jenis kelamin,pekerjaan,penghasilan,dan agama) , geografi (daerah tempat tinggal) dan psikografi (persepsi dan preferensi)?
·         Untuk mengetahui bagaimana target pasar RS Haji yang paling sesuai bagi pengembangan RS Haji kedepan.

1.4  Manfaat penelitian
·         Dapat menjadi literatur bagi kepentingan akademis, praktis  yang ingin memahami tentang  segmentasi  dan perilaku pasien terhadap RS Haji Pondok Gede.
a.      Manfaat akademis dari penelitian ini yaitu : untuk memberikan kontribusi keilmuan khususnya mengenai kajian segmentasi pasar. Selain itu, penelitian ini juga berupaya menambah kajian mengenai perkembangan RS Haji di Indonesia kususnya di RS Haji Pondok Gede.
b.      Manfaat praktisi dari penelitian ini yaitu : untuk membantu RS Haji untuk lebih tepat dalam menganalisis segmentasi pasarnya dan membidik pelanggan potensialnya.
·         Mampu memberi rekomendasi strategi pemasaran RS Haji sesuai dengan segmentasi pasar beserta dengan karakteristik  dan perilaku pasienya.

     LANDASAN TEORI

2.1  kerangka teori
       Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.
Bagi sebagian perusahaan pasar dapat di kelompokkan menjadi dua  segmen pasar utama yaitu:
§  Konsumen akhir atau consumers market
Membeli produk untuk mereka konsumsi sendiri  atau bersama keluarganya.jumlah produk yang di beli tiap kali pembelian tidak banyak dan membeli produk di saat memerlukan.
Contoh:ibu rumah tangga.
§  Pembeli institutional, institutional buyers atau industrial market.
Membeli produk tidak untuk di konsumsi sendiri,melainkan untuk tujuan lain misalnya di pergunakan  sebagai peralatan operasional organisasinya, di peroses lebih lanjut atau di perdagangkan kembali secara menguntungkan.
Contoh:  badan-badan pemerintah,  perusahaan swasta dan pemerintah, pabrik,dll.
Dalam buku Marketing An Introduction, Philip Kotler dan Gary Amstrong membagi segmen pasar tersebut dilakukan berdasarkan perbedaan empat macam kriteria yang berikut :
• Faktor Geografis (Geographic)
• Faktor Demografis (Demographic)
• Faktor Psikhografis (Psychographic)
• Faktor sikap atau perilaku konsumen (Consumers Behavioristic)
1.      Segmentasi Pasar Secara Geografis
Secara geografis pasar dapat dikelompokan menjadi beberapa segmen yaitu segmen pasar internasional, nasional, lokal, dalam dan luar kota.
2.      Segmentasi Pasar Secara Demografis
Dapat dibedakan menurut umur, gender, suku, ras,r agam, latar belakang pendidikan, pekerjaan, jabatan dan jumlah anggota keluarga. Faktor demografis mempunyai pengaruh besar terhadap    jenis dan tingkat mendesaknya kebutuhan barang dan jasa. Dengan demikian faktor demogarfis akan mempengaruhi  jenis dan jumlah barang atau jasa yang dibeli setiap golongan konsumen. Tidak hanya itu faktor demografis pun akan mempengaruhi selera, cita rasa, gaya hidup dan pola konsumsi masing – masing segmen pasar secara demografis.Karena perbedaan selera, gaya hidup, cita rasa yang disebabkan adanya perbedaan gender yang sudah sejak lama .
Secara demografis  para pembeli intitusional dapat di bedakan dalam beberapa jenis segmen pasar berdasarkan kriteria:
§  Sector industri dimana mereka berusaha,
§  Skala usaha bisnis mereka  (kecil, menengah, atau besar ) dan
§  Lokasi usaha mereka.

3.      Segmentasi Pasar Secara Psikhografis
Yang termasuk dalam faktor psikogarfis adalah penggolongan sosial, gaya hidup, dan pola konsumsi.
Ketiga faktor psikografis tersebut mempengaruhi kebutuhan, pola konsumsi, dan keinginan seseorang untuk memiliki barang dan jasa.
4.      Segmentasi Pasar Secara Behavioristik
Dalam segmentasi pasar secara behavioristik konsumen dibagi menjadi beberapa segmen pasar berdasarkan jadwal pemakain produk, manfaat yang ingin diperoleh, status pemakai, intensitas konsumsi, kesetiaan, dan kesiapan membeli.
Dalam penetapan segmentasi pasar, terdapat beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
Dasar–dasar segmentasi pada pasar industri
·         Tahap 1, yaitu menetapkan segmentasi makro, yakni pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.
·         Tahap 2, yaitu sikap terhadap penjual, ciri–ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
·         Dapat diukur
·         Dapat dicapai
·         Cukup besar atau cukup menguntungkan
·         Dapat dibedakan
·         Dapat dilaksanakan
Pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.
·         Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
·         Pemasaran segmen
Pemasaran segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
·         Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub-group di dalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefiniskan dengan lebih sempit.
·         Pemasaran mikro
Praktik penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.
Manfaat dari segmentasi pasar adalah:
·         Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-kesempatan pemasaran.
·         Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
·         Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
Keriteri yang di gunakan dalam analisis segmentasi pasar
§  Jumlah potensi pemerintah tiap segmen pasar dan tingkat pertumbuhan.
§  Tingkat persaingan pasar.
§  Perbandingan antara manfaat yang di peroleh perusahaan dan tambahan biaya yang di tanggung.
§  Kekuatan dan kelemahan perusahaan, termasuk kemampuan sumber daya dan dana yang mereka miliki.
§  Tujuan jangka menengah perusahaan.
§  Kemampuan  menghimpun dana tambahan.
Dalam melakukan segmentasi pasar , ad 4 langkah yang harus di ambil (Hawkins dkk,1998):
·         Mengidentifikasi perangkat kebutuhan produk
·         Mengelompokkan konsumen yang memiliki perangkat kebutuhan yang serupa.
·         Mendeskripsikan setiap tkelompok.
·         Memilih satu (atau lebih) segmen yangakan dilayani.
Segmentasi dan kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.

Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
·         Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
·         Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan.

Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
·         Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa    variabel yang sulit diukur.
·         Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
·         Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.
·         Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
·          Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
·          
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu
·         Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
·         Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
2.2 Kerangka pemikiran penelitian


  


3.1 METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan survey deskriptif untuk mengidentifikasi dan menjelaskan karakteristik segmentasi pasar dan profil segmen pasar pengguna jasa pelayanan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede.
 Populasi penelitian ini adalah semua pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Pondok Gede selama penelitian dilakukan. Dengan rata-rata kunjungan pasien rawat inap perbulannnya 373 orang (Profil Haji Pondok Gede,2011).
 Sampel penelitian adalah pasien rawat inap yang ditemui selama penelitian dilakukan.Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling, dilakukan dengan mengambil responden pasien rawat inap yang kebetulan ada saat penelitian ini berlangsung.Jumlah sampel yang berhasil didapatkan selama 5 Desember hingga 31 Desember 2012 sebanyak 182 responden.
Data primer diperoleh melalui teknik wawancara dengan bantuan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran terhadap laporan dan dokumen milik Rumah Sakit Haji Pondok Gede.
Data yang terkumpul, ditabulasi untuk selanjutnya dikelompokkan berdasarkan karakteristik masing-masing variabel kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan segmentasi pasar.Pendekatan ini menggunakan teknik klaster non hirarkis berupa K-Mean klaster dengan bantuan perangkat lunak SPSS 16 untuk menganalisis perbedaan karakteristik antara masing-masing segmen.
Hasil Penelitian
1. Segmentasi Pasar Berdasarkan
Karakteristik Demografi
Usia responden sebagian besarberada pada rentang usia 25 sampai 31tahun yakni sejumlah 100 orang (54,9%)diikuti kelompok usia 32-38 tahun sebanyak 48 orang (26,4%), 18 sampai 24 tahun sebanyak 30 orang (16,5%), dan persentase terkecil terdapat pada kelompok usia 39 sampai 45 tahun sebanyak 4 orang(2,2%).
Tingkat pendidikan responden, sebagian besar(47,3%) berpendidikan SMA, diikuti tingkat pendidikan SMP (28,0%), Perguruan Tinggi(12,6%), SD (9,3%), dan tidak tamat SD sebanyak 2,7%. Pekerjaan responden umumnya adalah IRT yakni sebanyak 61,5%, diikuti Pegawai Swasta sebanyak 13,2%, PNS/TNI/Polri sebanyak 8,8%, honorer/Buruh sebanyak8,2%, dan terkecil Petani/Penambak/Nelayan sebanyak 0,5%.Tingkat pendapatan keluarga sebagian besar berada pada kelompok pendapatan menengah ke bawah, yakni sebanyak36,8% memiliki pendapatan antara Rp.1.000.000 sampai Rp. 1.500.000,

2. Segmentasi Pasar Berdasarkan Karakteristik Geografi
Dilihat dari lokasi tempat tinggal dan status tempat tinggal responden umumnya merupakan masyarakat Kota Jakarta yakni sebanyak 90,1% dan yang berasal dari luar kota Jakarta hanya sebanyak 9,9%.
Responden yang berasal dari luar kota Jakarta umumnya merupakan penduduk bekasi Sedangkan dari status tempat tinggal, sebagian besar responden telah memiliki rumah sendiri (61,5%),tinggal di rumah keluarga sebanyak19,2%, rumah kontrakan (13,7%), dan sebanyak 5,5% tinggal di rumah dinas.
3. Segmentasi Pasar Berdasarkan Karakteristik Psikografi
Semua responden sangat termotivasi untuk menggunakan jasa pelayanan RS Haji Pondok Gede karena beberapa alasan sebagai berikut: memiliki Bidan yang ahli dan professional (100%), memiliki tenaga dokter ahli dan professional (99,5%), pelayanannya baik dan cepat (99,5%), tenaga kesehatan yang ramah dan professional (98,4%), tarif yang terjangkau (92,3%), memiliki sarana dan prasarana yang baik dan lengkap (90,7%), kebersihan dan kenyamanan rumah sakit (88,5%),adanya keringanan dalam pembayaran (84,1), menggunakan fasilitas jaminan kesehatan (81,3%),dan Faktor lainnya seperti dirujuk dokter (69,2%), letak rumah sakit dekat dan strategis (63,2%),dan. Ke-sebelas faktor tersebut mendapatkan penilaian baik oleh pasien dengan kisaran antara 63,2% sampai100%.
 Persepsi responden terhadap Rumah Sakit Haji Pondok Gede lihat dari jawaban responden yang menilai bahwa Rumah Sakit  Haji Pondok Gede memiliki Citra rumah sakit yang memiliki Dokter, Bidan dan Perawat lengkap (99,5%), pelayanan yang terampil professional dan ramah (98,4%), tarifnya sesuai pelayanan yang diterima (97,8%), prosedur penerimaan dan pemulangan mudah (97,8%), melayani jaminan kesehatan (95,1%), kebersihan dan kerapihan ruangan terjaga (90,1%), fasilitas lengkap (89,6%), dan pembayaran yang dapat dicicil (26,4%).Sumber informasi tentang RS Haji Pondok Gede dan pelayanannya umumnya bersumber dari rujukan dokter dan keluarga atau teman.
4. Segmentasi Pasar Berdasarkan Karakteristik Perilaku

Cara pembayaran jasa pelayanan RS Haji Pondok Gede mayoritas responden melalui JPKM (43,4%), asuransi kesehatan (24,7%), tunai (18,7) dan jaminan perusahaan (13,2%).Umumnya responden melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat di apotek/toko obat dan menggunakan jasa pelayanan Puskesmas dan pada saat menderita sakit ringan dan sedang.
Pada kondisi sakit berat,umumnya responden (individu dan keluarga) menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.Frekuensi pemanfaatan RS Haji Pondok Gede oleh individu adalah: 1 sampai 2 kali sebanyak 86,8%; 3 sampai 4 kali sebanyak 12,6%; 5 sampai 6 kali hanya 0,5%.Sedangkan keluarga responden adalah: 1 sampai 2 kali sebanyak 61%; 3 sampai 4 kali sebanyak 17%; 5 sampai 6 kali sebanyak 6%; lebih dar 6 kali sebanyak 1,6%; dan tidak pernah sama sekali sebanyak 14,3%. Perilaku responden ketika sakit berupaya melakukan pengobatan ke dokter ketika sakit sedang maupun berat namun dalam jumlah frekuensi yang berbeda-beda. Mayoritas diantara mereka tidak pernah ke dokter ketika sakit ringan 82 orang (45,1%). Ketika sakit sedang dan berat mayoritas mereka kadang-kadang ke dokter dengan jumlah masing-masing 83 orang (45,6%) dan 82 orang (45,1%).
Untuk mengetahui jumlah dan keanggotaan segmen pasar yang terbentuk, dilakukan analisis klaster.Analisis klaster adalah berkenaan dengan obyek-obyek yang memiliki kemiripan karakteristik.Obyek yang karakteristiknya berbeda secara ekstrim dengan obyek yang lainnya tidak dapat memberikan sumbangan terhadap kesamaan (similarlity) sebagai dasardalam melakukan pengelompokan obyek.Obyek yang berbeda secara ekstrimdengan obyek lainnya dinamakan dengan outliers.Kehadiran outliers akan sangat mengganggu hasil analisis data, sehinggaharus dikeluarkan dari analisis. Hasil ujistatistik dan output analisis klaster hirarkhis dalam bentuk diagram dendogram menunjukkan bahwa dari 182responden penelitian, tidak ada satupun obyek/responden yang karakteristiknya berbeda secara ekstrim dengan responden lainnya. Artinya, dari 182 responden penelitian ini tidak ada satupun yang dikeluarkan dari analisis.Berdasarkan skedul aglomerasi,memperlihatkan bahwa solusi tiga segmen merupakan yang terbaik dan menghasilkan keanggotaan segmen sebagai berikut:
a.      Segmen I beranggotakan responden no:
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 25, 27, 28, 30, 31, 34, 35, 36, 39, 40, 41, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 58, 62, 63, 64, 68, 72, 82, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 97, 98, 102, 104, 105, 106, 107, 108, 110, 111, 114, 118, 119, 120, 121, 123, 124, 125, 126, 131, 132, 133, 137, 138, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 150, 153, 157, 159, 160, 163, 164, 166, 167, 169, 174, 176, 177.
b.      Segmen II beranggotakan responden no:
3, 4, 12, 22, 24, 26, 29, 32, 33, 37, 38, 42, 43, 54, 130, 134, 135, 141, 142, 149, 151, 156, 162, 165, 170, 179, 180, 182.
c.       Segmen III beranggotakan:
8, 11, 21, 57, 59, 60, 61, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 83, 95, 96, 99, 100, 101, 103, 109, 112, 113, 115, 116, 117, 122, 127, 128, 129, 136, 139, 140, 152, 154, 155, 158, 161, 168, 171, 172, 173, 175, 178, 181.

Hasil analisis k-mean klaster juga mendapatkan ukuran klaster sebagai berikut: segmen I sebanyak 100 orang, segmen II sebanyak 28 orang, dan segmen III sebanyak 54 orang.
 Dilihat dari jumlah anggota masing-masing segmen tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa ukuran relatif dari masing-masing segmen yang terbentuk cukup besar, sehingga solusi penetapan jumlah tiga segmen untuk segmentasi pasarRS Haji Pondok Gede, sangat baik. Hasil uji ANOVA memperlihatkan 19 karakteristik yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti terdapat 19 karakter yang berbeda antara segmen.Karakteristik dari masing-masing segmen, memperlihatkan bahwa:
 segmen I umumnya merupakan masyarakat Kota Jakarta yang berada pada rentang umur 25-31 tahun.Berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status tempat tinggal, pendapatan, maka status sosial anggota segmen ini diduga merupakan kelompok masyarakat menengah.
Segmen II umumnya adalah masyarakat Kota JAKARTA yang berada pada rentang umur 25-31 tahun.Berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status tempat tinggal, dan pendapatan maka status sosial, anggota segmen ini diduga merupakan kelompok masyarakat menengah ke bawah
Segmen III umumnya adalah masyarakat kota JAKARTAyang berada pada kelompok umur 25-31 tahun. Anggota segmen ini umumnya merupakan karyawan swasta.Berdasarkan jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, status tempat tinggal, dan pendapatan keluarga, maka status sosial anggota segmen ini diduga merupakan kelompok menengah ke atas.
Kesimpulan
1. Segmen pasar pengguna jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik demografi adalah memiliki umur 25-31 tahun (54,9%), pendidikan SMA/sederajat (47,3%), pekerjaan IRT (61,5%), pendapatan Rp. 1.000.000- Rp.1.500.000,- (36,8%) dan ukuran keluarga 3-4 orang (48,9%)
2. Segmen pasar pengguna jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik geografi adalah tinggal di dalam kota Jakarta (90,1%) dan memiliki status tempat tinggal di rumah sendiri (61,5%)
3. Segmen pasar pengguna jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede  berdasarkan karakteristik psikografi adalah termotivasi memanfaatkan pelayanan rumah sakit tersebut karena pelayanan baik dan cepat
4. Segmen pasar pengguna jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede berdasarkan karakteristik perilaku adalah melakukan pembayaran jasa RS melalui JPKM (43,4%), ketika menderita sakit ringan (49,5%) membeli obat di Apotek/toko obat, dan sakit sedang (65,9%) ke puskesmas, ketika sakit berat memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit (80,2%)
5. Berdasarkan karakteristik pengguna jasa pelayanan di Rumah Sakit Haji Pondok Gede teridentifikasi tiga segmen pasar yaitu segmen I: hospital aversion (54,9%), segmen II: health care minimizer (15,4%), segmen III: health care maximizer (29,7%).
Saran
Strategi pemasaran Rumah Sakit Haji Pondok Gede dapat diarahkan pada segmen III (Health Care Maximizer). Dengan mengetahui segmen pasar yang akan dimasuki, maka upaya promosi yang dilakukan sebaiknya difokuskan pada segmen tersebut karena segmen pasar tersebut merupakan pasar potensial untuk menjadi konsumen yang menguntungkan.




Link  Jurnal :


Jurnal :


Sumber : 



Sutojo, Siswanto. Manajemen Pemasaran Untuk Eksekutif Non-Eksekutif, Jakarta : PT Damar Mulia Pustaka, 2009.