PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi.
Kesalahan
penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Macam-macam
penalaran.
Penalaran Induktif
yaitu adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus.
Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Induktif:
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran
induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal.
- Generalisasi,
yaitu proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan
sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari
gejala serupa.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. - Analogi
(Analogi Induktif), yaitu proses penalaran untuk menarik suatu
kesimpulan/inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran
gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
Contoh analogi:
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat. -
Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :- Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir - Akibat - sebab
Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik. - Akibat - akibat
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
- Sebab- akibat.
Ada 2 keuntungan
dengan penalaran induktif, yaitu:
- Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
- Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
Penalaran
Deduktif,
Penalaran
deduktif yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar
untuk menarik kesimpulan.
Contoh klasik
dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah :
- Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)
- Sokrates adalah manusia. (premis minor)
- Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)
Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam
penalaran deduktif terdapat entimen macam silogisme, yaitu silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan silogisme entimen.(1)Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)Premis khusus remis Minor (Mn)Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan
terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat
simpulan disebut term minor.
Contoh silogisme
Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTAMn : Badu adalah mahasiswaK : Badu lulusan SLTA
(2)Silogisme
Hipotesis
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional
hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak
ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak
ada.
K : Jadi, Manusia
akan kehausan.
(3) Silogisme
Alternatif
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
My : Nenek Sumi
berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi
berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek
Sumi tidak berada di Bogor.
(4) Silogisme Entimen
Silogisme ini
jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan.
Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah
memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya. namun
silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme
kategorial dan silogisme tersusun.
Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
- Epikherema : Epikherema adalah
jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah
satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan
menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu,
maupun poembuktian keberadaannya.
Contoh: Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia. - Entimem : Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif.
- Sorites : Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung
pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan
demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua,
predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua
menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah
pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis
terakhir.Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.
Daftar Pustaka :Arifin, Zaenal E., Tasai, Amran S. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta : Akademika Pressindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar