Jumat, 02 Mei 2014

Teori Tentang Karangan

1     1. Pengertian karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
Berdasarkan tujuannnya, jenis karangan dibagi dalam jenis-jenis berikut ini:
  • Karangan narasi: Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi
a.    Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b.   Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir.
c.    Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d.   Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.

  • Karangan deskripsi: Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
a.     Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu.
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan.
c.     Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan.

  • Karangan eksposisi: Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
a.      Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
b.      Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
c.       Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
d.      Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.
e.      Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

  • Karangan argumentasi: Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
a.      Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga    kebenaran itu diakui oleh pembaca.
b.      Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar.
c.       Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
d.      Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan  menjauhkan subjektivitas.
e.      Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan  bermacam-macam pola pembuktian.

  • Karangan persuasi: Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.
ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
a.      Terdapat himbauan atau ajakan
b.      Berusaha mempengaruhi pembaca  


1    2. Ciri-ciri karangan yang baik yakni:

    Ciri-ciri karangan yang baik yaitu, sebagai berikut:
1.      Berisi hal-hal yang bermanfaat.
   Karangan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan dapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin karangan itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.
2.      Pengungkapan jelas.
     Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah karangan dicerna pembaca. Dengan pengungkapan yanh semakin jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah diikuti.
3.      Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian.
      Karangan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca memahami karangan. Sebaiknya karangan langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit.
4.      Efektif dan efisien.
     Yang dimaksud dengan efektif dan efisien  adalah pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas, yaitu dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.
5.      Ketepataan penggunaan bahasa.
Karangan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot karangan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan pengarang untuk memenuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.
6.      Ada variasi kalimat.
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam karangan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang-seling.
7.      Vitalitas.
Karangan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam karangan itu menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam karangan yang ditulisnya.
8.      CermatKarangan yang baik memperahatikan masalah kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap sepele apalagi diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata maupun menyusun kalimat.
9.      Objektif.
Mengarang adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa pengarang benar-benar menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.

3Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.


 4. Manfaat Kerangka Karangan:
a.      Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
b.      Untuk menyusun karangan secara teratur. 
c.       Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
d.      Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih.
e.      Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

     5. Macam-macam krangka karangan
a.      Berdasar Sifat Rinciannya:
1.      Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a)      topiknya tidak kompleks.
b)      akan segera digarap.
2.       Kerangka Karangan Formal.
 terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a)      topiknya sangat kompleks.
b)      topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

       6. Syarat Kerangka Karangan yang baik:
a.  Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan maksud.
b.     Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.
c.    Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d.   Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu.

         7. Langkah-langkah membuat krangka karangan:
1.    Menentukan tema .Pertama yang anda harus lakukan adalah memikirkan tema apa yang ingin anda kembangkan menjadi sebuah tulisan . 
2.    Penetuan judul . Setelah menemukan tema yang ingin anda tuliskan,langkah selanjutnya pikirkanlah tentang penetapan judul yang akan ditulis.
Contoh :Tema :Budidaya Jagung
Judul : Budidaya Jagung di Lahan Terbatas
3.  Alur.Untuk naskah non fiksi,mungkin penulis tidak perlu repot memikirkan alur dan plot.Namun, bagi penulis fiksi alur adalah hal yang tidak boleh dikesampingkan.
4.      Menetapkan jumlah bab dan sub bab.
5.      Kumpulkan bahan penunjang agar pembuatan outline semakin mudah.

        8. Tahapan dalam Menyusun Kerangka Karangan
1.       Mencatat gagasan,
2.       Mengatur urutan gagasan,
3.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab, serta
4.       Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.

        9. Mengembangkan Kerangka Karangan
Proses pengembangan karangan tergantung pada materi yang hendak ditulis. Pengembangan karangan juga jangan menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat.

Sumber:

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar